Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

15 Hal yang Menyelamatkan Seorang Muslim dari Fitnah Akhir Zaman

Gambar
Mukaddimah Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai, begitu juga fitnah akhir zaman yang telah disebutkan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- . Betapa tidak, fitnah syubuhat yang meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksiat…begitu dahsyatnya menyambar-nyambar dan akan menjungkir balikkannya …seandainya Allah tidak menjaga dan memeliharanya. Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj, maka beliau berkata: اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.رواه البخاري Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu

Rezeki dari Do'a Pedagang Kecil

Gambar
Sahabat Ummat, Tadi pagi, diantara beceknya pasar tradisional, aku mengantri untuk dilayani, di tukang ikan. “mahal amat, kurangi deh, ikan kayak gini, udah nggak segar, ”tawar ibu berambut hasil rebonding itu. “25 ribu itu udah pas Bu, karna udah siang, kalo pagi, nggak kurang dari 30 ribu,” jawab ibu penjual ikan. “Ahhh 20 ribu kalo mau, udah sisa-sisa jelek begini kok,” tawar si ibu rebonding. Mata tua penjual ikan mengerjap pelan, mata tua yang selalu mengundang iba, menatap dagangannya. Masih bertumpuk. Hari mulai beranjak siang. Sebuah anggukan ia berikan. Menyerah pada keadaan. Hidup, tak memberinya banyak pilihan. Dan tangan tua keriput itu mulai menyisik ikan. Ujung jari melepuh terlalu lama terkena air. Beberapa luka di jari tertusuk tajamnya duri ikan, cukuplah sebagai bukti, bahwa kehidupannya bukanlah kehidupan manis bertabur mawar melati. source : kabarsumsel.com  Dunia, Kenapa kita sedemikian kejam pada orang yang lemah? Mengapa di seba

Mana Emak..

Gambar
Oleh Asrul Agin Jam 6.30 sore Mak  berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak menunggu si bungsu pulang dari mengaji. Ayah pulang dari sawah, dan menanyakan si Gadang sama Mak: Si Gadang mana? Mak menjawab, “Ada di dapur sedang menyiapkan makan.” Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?” Mak jawab, “Angah mandi, baru pulang main bola.” Ayah tanya Mak lagi, “Atiak mana?” Mak menjawab, “Atiak, Kicik nonton tv dengan Alang di dalam” Ayah tanya lagi, “Adik sudah pulang?”  Mak menjawab, “Belum. Seharusnya sudah pulang.  Sepeda adik rusak.. Sebentar lagi kalau nggak pulang juga kita pergi cari adik. Mak menjawab pertanyaan ayah sepenuh hati. Tiap hari ayah menanyakan hal yang sama. Mak selalu menjawab dengan penuh perhatian. Mak selalu mengetahui bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap saat. 20 tahun kemudian Jam 6.30 sore  Ayah pulang ke rumah. Baju ayah basah. Hujan turun sejak siang tadi.  Ayah tanya si Gadang, “Mana Mak?” Si Gadang sed